Selain sebagai suatu obyek yang indah saya memandang bunga sebagai sesuatu yang mewakili harapan dan kerja keras. Sebatang tumbuhan kecil tumbuh dengan penuh semangat, bertahan hidup dalam situasi sulit hanya agar bisa berbunga pada suatu hari. Setangkai bunga mungkin tidak akan bertahan selamanya, pada suatu saat dia akan layu dan berguguran. Tapi itu bukan akhir melainkan sebuah awal dari proses kehidupan selanjutnya sebagai buah yang bisa menyebarkan biji dan dengan ini dia melestarikan keturunannya.
Saya suka sekali dengan bunga. Saya memelihara banyak jenis bunga di kebun saya. Di waktu saya merasa tidak enak hati saya duduk di kebun, di antara bunga-bunga dan itu saja rasanya sudah cukup membuat saya bahagia.
Saya punya kebiasaan yang agak tidak lazim. Saya suka sekali menggambarkan orang dengan bunga. Bagi saya bunga mempunyai karakter tertentu walaupun bagaimana saya menentukan karakter itu lebih cenderung bersifat nonilmiah karena hanya mengacu kepada petunjuk yang saya peroleh hanya dari perasaan saya. Tapi biarpun begitu, saya merasa itu cukup bisa dipertanggungjawabkan. Biasanya saya menggunakan gambaran itu jika saya sudah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan pribadi seseorang.
Sebagai contoh, saya sering merasa mawar yang berwarna orange cocok dengan sahabat saya, Miss Sasi Gendro Sari, seorang dosen di Kalimantan Selatan. Dia seorang yang cantik, menyenangkan tetapi juga pemberani. Saya rasa dia tidak pernah merasa takut tampil sebagai dirinya sendiri di mana pun dia berada.
Sahabat saya, Mrs Imilda Suwarno, seorang guru di Jombang, bagi saya tampak seperti bunga matahari. Dia adalah seorang yang akan kelihatan lebih berkilau di waktu matahari bersinar sangat terik. Dia menginspirasi saya akan kecintaannya untuk terus menerus mencari kebenaran.
Sahabat saya, seorang dosen di Malang, Mr Muhamad Imam, entah kenapa selalu membuat saya teringat pada bunga cosmos. Saya memandangnya sebagai seorang yang mampu bertahan hidup dimana saja. Seorang survivor. Dia seorang yang 'sederhana', tidak merepotkan sekaligus indah. Dia adalah orang yang akan saya pilih untuk menemani saya jika terdampar di pulau asing tak berpenghuni.
Setiap kali memikirkan Mrs Yunie Ismawati saya teringat pada bunga melati. Dia mungkin tersembunyi di suatu tempat tapi orang akan segera bisa menyadari keberadaannya. Kadang-kadang kejujurannya menakutkan saya.
Sahabat saya, Mr Thab, kadang-kadang tampak bagi saya seperti bunga ilalang. Kalau dia tumbuh di hatimu barangkali kadang-kadang akan terasa gatal tapi dia bisa melindungimu dari erosi. Jika angin bertiup bunganya akan terbang kemana-mana dan bijinya pun mampu tumbuh dimana saja. Dia membuat saya terkesan dengan perkataannya: Dicintai oleh seribu orang belum cukup bagiku. Sayangnya kemapanan seringkali mengaburkan kepribadiannya yang unik itu.
Saya sendiri sangat menyukai bunga gardenia. Bunga yang sangat sederhana. Bunga ini dapat menjadi tempat hidup bagi banyak binatang kecil, sebagian adalah hama, yang ditolak oleh tumbuhan lain. Saat paling harum bagi bunga ini adalah sesaat sebelum dia layu. Sangat filosofis kan?
2 komentar:
Mbak, numpang nanya:
Mrs Yunie Ismawati ini panggilannya Iis dan beliau berasal dari Bondowoso? Terima kasih.
Salam kenal.
Arief
Betul
Posting Komentar