Rabu, 21 November 2007

RUMAH


Rumah, besar atau kecil, bagus ataupun jelek, selamanya tetap merupakan tempat yang diidamkan bagi semua orang. Kita menyebut kata pergi jika ingin ke tempat lain tapi jika ingin ke rumah kita menggunakan kata pulang.

Ada sebuah syair yang menyebutkan betapa seringnya orang mengunjungi banyak tempat di dunia ini tetapi tempat yang paling dia rindukan tetap adalah tempat tinggalnya yang pertama.

Kebetulan saya tinggal di tempat yang jauh dari tempat tinggal saya yang pertama. Saya mengetahui dengan pasti betapa menyiksanya mempunyai dua rumah sekaligus. Jika saya berada di rumah yang satu saya akan memikirkan rumah yang lain. Dan itu menimbulkan rasa nglangut yang menimbulkan rasa sedih yang terkadang tidak mampu saya tahan. Menurut saya ada banyak daya tarik di rumah. Tempat yang familiar dan tidak berbahaya mungkin hanyalah salah satunya.

Dulu, saat saya pertama kali menempati tempat tinggal baru, ketika bangun tidur saya bahkan lupa harus berjalan ke arah mana untuk ke kamar mandi. Saya juga sering masuk ke pintu yang salah. Kebetulan semua pintu di tempat tinggal saya yang baru mempunyai bentuk yang kelihatan sama persis di mata saya. Saya akui saya punya orientasi tempat yang sangat payah. Saya tidak bisa mengingat jalan dengan baik.

Tapi satu hal yang sangat mengganggu adalah ketika malam hari. Saya takut pada kegelapan, saya biasa membuka jendela dan memandang lampu-lampu di kejauhan. Itu bukan kebiasaan yang baik, saya mengakuinya, terutama karena ada efek sampingnya. Melihat lampu-lampu di kejauhan yang berasal dari rumah-rumah penduduk saya membayangkan keluarga yang menyalakan lampu itu, membayangkan mereka duduk bersama di meja makan atau di depan perapian dan saling bercerita satu dengan yang lainnya sebagaimana umumnya keadaan sebuah rumah. Membayangkan itu semua, di tempat yang jauh dan asing, saya merasa seperti mau mati saking sedihnya.

Tapi itu semua sebelum saya menyadari hal yang paling penting dari esensi sebuah rumah. Rumah adalah tempat dimana orang yang kita cintai berada. Rumah adalah tempat dimana hati kita berada. Menyadari hal itu saya tidak lagi merasa terlalu larut dalam kesedihan sekalipun saya tetap merindukan banyak hal di luar sana.

Tidak ada komentar: