Senin, 21 Januari 2008

JEJAK-JEJAK KEDUKAAN


Apakah laut masih bernama laut?
Jika dia tidak ada
Apakah sunyi masih bernama sunyi?
Jika dia tidak ada
Ketika dia pergi
Aku kehilangan semua nama
Apakah maut masih bernama maut?
Jika dia tidak ada
Apakah matahari masih bernama matahari?
Jika dia tidak ada
Ketika dia pergi
Aku kehilangan seluruh cahaya.
(dikutip dari puisi dalam cerpen "Ketika Rinana Pergi" karya Cecep Syamsul Hari)


Hari ini adalah peringatan satu tahun meninggalnya kakek saya.

Siapapun yang kita temui dalam hidup kita meninggalkan jejak di dalam hati kita. Kadang jejak itu begitu samar sehingga dapat diterbangkan angin dan akan terhapus bersama berlalunya waktu. Tetapi ada kalanya jejak itu begitu dalam dan hati kita tak pernah sama seperti sebelumnya, demikian juga dengan hidup kita.

Rasanya jejak yang tinggal di hati saya karena keberadaan kakek saya sangat dalam, mungkin peristiwa-peristiwa dan hal-hal lain, bersama waktu, akan menutupi jejak itu tapi jejak itu akan tetap ada disana.

Saya adalah "wanita satu paket", artinya saya, keluarga saya, sahabat-sahabat saya dan semua orang yang saya cintai adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Saya terikat dengan mereka baik secara fisik, emosi maupun moral. Mereka sangat mempengaruhi hidup saya sehingga apabila terjadi sesuatu pada mereka maka seakan-akan saya juga turut mengalaminya. Ketika salah satu dari mereka pergi saya merasa seakan-akan mata, telinga, lidah, tangan dan kaki saya dicopoti satu per satu. Kehilangan mereka adalah sebuah kedukaan yang tak terperikan.

Saya belum pernah kehilangan salah satu dari "paket" saya sebelumnya. Yang ada barangkali hanya "kepergian yang akan pulang kembali pada waktunya". Ketika kakek saya meninggal saya merasakan kedukaan yang begitu dalam. Saya merasakan rasa sakit yang sakitnya tak pernah saya bayangkan sebelumnya hingga saya yakin saya tidak akan bisa pulih seperti sebelumnya. Rasanya semua hal yang telah saya pelajari dan semua hal yang saya yakini tidak bisa menghilangkan rasa sakit saya. Baik saat itu maupun sekarang rasa sakitnya masih terasa sama.

Saya merasa tak peduli berapa tahun pun waktu yang telah kita lewati sejak peristiwa kehilangan itu, tak peduli berapapun usia kita, yang namanya sebuah kematian dari orang yang kita cintai tetap saja bisa menimbulkan kedukaan yang dalam.

Tidak ada komentar: