Siapakah yang membuat nasi goreng pertama kali?
Saya rasa dia pasti seorang yang jenius. Atau, bila itu memang suatu yang tidak disengaja, seperti orang yang merebus air minum di alam terbuka lalu kejatuhan daun yang kemudian peristiwa itu kita kenal menjadi cikal bakal tradisi minum teh, maka bisa dibilang itu adalah sebuah kecelakaan yang indah.
Saya tidak tahu ada apa di dalam nasi goreng itu hingga saya tidak pernah bosan memakannya.
Padahal nasi goreng itu masakan yang sangat sederhana yang tidak memerlukan kecakapan dan seni kuliner yang rumit dalam proses pembuatannya.
Bahannya pun sederhana dan ada di dapur manapun kecuali dapur yang fungsinya cuma melengkapi keutuhan desain interior sebuah rumah alias tidak benar-benar difungsikan sebagaimana fungsi aslinya sebagai tempat memasak. Bahan-bahan itu adalah nasi (termasuk sega wadang atau nasi sisa makan malam sebelumnya), bahan pelengkap (telur dadar, sosis, daging ayam, udang, teri medan dll bisa merupakan kombinasi beberapa macam bahan sekaligus atau cuma satu macam saja), sayuran (mentimun, daun bawang, daun selada) dan bumbu (bawang putih, bawang merah, cabai, garam, terasi dll tergantung improvisasi) tentu saja yang saya sebutkan itu tadi semuanya ditambahi kata sesuai selera dan kalau kebetulan ada.
Cara memasaknya pun cuma berprinsip pada teknik sederhana yaitu mengulek, menumis dan mencampur.
Menurut saya nasi goreng itu adalah makanan yang simple sekaligus complicated.
Saya pernah membaca tulisan Umar Kayam yang dimuat di harian umum Kedaulatan Rakyat. Di salah satu kolomnya itu dia menulis tentang nasi goreng. Nasi goreng itu menjadi favorit seluruh keluarga. Ketika si pembuat nasi goreng special itu hendak menurunkan resep rahasianya kepada keluarganya, lewat acara demo masak kecil-kecilan, sementara dia menjelaskan dengan panjang lebar eh ternyata keluarganya justru terus menerus menanyakan dimana letak rahasianya? Wong tekniknya ya standar-standar saja. Mereka minta dijelaskan intinya kenapa bisa membuat nasi goreng yang begitu enak. Si pemilik resep jadi bingung dan akhirnya resep itu tidak bisa diilmiahkan. Artinya meski memakai bahan dan teknik memasak yang sama tapi tetap saja hasilnya lain.
Saya rasa setiap orang yang suka memasak punya kemampuan masing-masing untuk memunculkan rasa yang tersembunyi dari masakan yang dibuatnya. Rasa yang tersembunyi itu menjadi ciri khas dari masakan seseorang, menjadikan masakan menghasilkan cita rasa berbeda-beda walaupun memakai resep yang sama.
Sayangnya rasa yang tersembunyi itu kadang menjadi sebuah konsep yang begitu absurdnya sehingga susah dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain. Tapi dalam menghadapi makanan lidah memang tidak memerlukan bahasa.
Barangkali saya suka nasi goreng itu karena adanya rasa yang tersembunyi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar