Minggu, 11 Mei 2008

APAKAH DUNIA INI MEMERLUKAN SAYA?


Pertanyaan itu pada mulanya hanyalah sebuah pertanyaan dalam komik Jepang yang berjudul Fruit Basket karya Natsumi Takaya. Namun belakangan ini saya memikirkan pertanyaan itu.

Tidak peduli siapapun yang lahir ataupun mati, dunia ini tetap tidak berubah. Siang dan malam tetap datang silih berganti seperti biasa. Kalau dipikir-pikir pastinya dunia ini sama sekali tidak memerlukan seorang pun. Apalagi orang dengan kapasitas seperti saya. Barangkali itu ada benarnya tetapi menyadari hal itu menimbulkan kesedihan dan rasa sepi yang tidak terhingga di dalam hati.

Saya sering menghitung kelebihan dan kekurangan yang saya miliki. Dan betapapun saya berpikiran positif terhadap diri saya sendiri (narsis maksudnya) tetap saja saya mendapati kekurangan saya lebih banyak dari kelebihan saya.

Saya merasa tidak punya andil di dunia ini. Bahkan meskipun saya setiap hari pulang pergi ke kampus, menghadapi anak-anak muda yang menganggap pekerjaan saya sebagai sesuatu yang romantis dan heroik, saya tetap merasa tidak enak hati karena seringkali ilmu pengetahuan itu kehilangan kemuliaannya kalau kita mencari nafkah darinya.

Kadang-kadang saya merasa berada di luar lapangan, bertindak seperti seorang pengamat, walaupun sebenarnya saya tidak punya hak untuk itu, tidak ikut bermain, tetapi begitu melihat betapa buruknya permainan yang berlangsung, betapa banyak kecurangan yang terjadi, saya kemudian bersikap sinis. Kesinisan itu makin lama makin parah. Barangkali itulah yang makin menjauhkan saya dari arena.

Seorang teman dekat saya, yang biasa mengamati saya dengan pandangan yang sangat kritis, mengatakan kalau keadaan saya membuat orang jengkel. Menurutnya raut muka dan sikap saya seringkali seolah berkata dunia berputarlah sesuka hatimu aku tidak peduli. Saya tidak merasa punya pemikiran semacam itu tetapi kalau dikatakan bahwa saya tidak mempunyai ekspektasi-ekspektasi terhadap dunia ini nah itu barangkali ada benarnya.