Rabu, 28 April 2010

PERMEN


Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kiriman sekantung permen. Permen buatan sendiri, yang dipotong persegi dan dibungkus dengan kertas minyak. Seperti permen yang saya makan sewaktu kecil. Saat membuka bungkusannya saya mungkin bertingkah seperti seorang anak kecil.

Saya suka sekali permen. Saya selalu membawa kantung kecil untuk tempat permen di dalam tas saya. Walaupun sewaktu kecil selalu dinasehati untuk berhati-hati terhadap orang asing yang memberi makanan manis tapi pada kenyataannya sewaktu saya kecil eyang saya selalu membawa permen di kantungnya saat pulang dari pasar sehingga ada pikiran di kepala saya bahwa orang yang membawa permen sama sekali tidak berbahaya.

Sewaktu pergi ke Nice, saya melihat orang membuat permen. Sebuah toko kecil yang katanya telah ada sejak tahun 1910-an. Di bagian depan toko ada puluhan toples berjajar berisi aneka macam permen. Di bagian belakang toko ada dapur untuk membuat permen. Saya melihat bagaimana batang-batang permen di potong dan didinginkan di atas marmer. Permen-permen itu dibuat dengan cara tradisional tanpa tambahan bahan kimia, dan semua permen itu keras. Saya sangat suka permen keras yang memerlukan waktu lama untuk menghabiskannya. Saya keluar dari toko itu*dengan du kantung permen rasa buah-uahan. Dan untuk waktu yang lama saya mengkhayalkan memiliki pabrik permen sendiri.

Beberapa kali saya menjalin persahabatan dengan orang yang sebelumnya tidak saya kenal berawal dari permen. Duduk bersama, saling berbagi permen, mengobrol lalu orang asing pun tiba-tiba menjadi teman.
Ketika pesaan saya sedang tidak enak, resah atau putus asa, seperti ketika masih harus berjalan jauh padahal badan sudah lelah, ketika tugas-tugas menumpuk tapi tampaknya waktu berjalan sangat cepat atau ada sesuatu yang berjalan tidak seperti yang diharapkan, makan permen membuat saya bisa memikirkan hal-hal yang indah.

Dalam permen barangkali tidak ada hal lain selain zat gula dan sedikit rasa buah-buahan tapi permen tidak pernah dibuat untuk tujuan yang selain untuk menggembirakan hati. Permen adalah nutrisi untuk hati.

2 komentar:

Paula mengatakan...

woow, i love your writing so much.
pertama kali baca di majalah horison,bagus :D

yuni kristianingsih pramudhaningrat mengatakan...

Thank you ^_^