Jumat, 03 Mei 2013

CINCIN

Keluarga sering merasa jengkel karena saya tidak memakai perhiasan apapun akhir-akhir ini. Bagi mereka seorang wanita yang tidak memakai satu atau dua benda berkilauan itu seperti bocah gundul. Sesuatu yang tidak pantas. Padahal alasan saya tidak memakainya adalah sederhana saja. Lingkar jari saya entah bagaimana sangat kecil, bahkan cincin terkecil di pasaran (diameter 16mm) masih logo (kebesaran) kalau saya pakai.Entah berapa kali saya hampir menghilangkan cincin saya saat mandi (dimana tangan menjadi licin karena sabun). Saya juga benci mendengar suara jedak jedog gelang membentur meja ketika saya mengetik. Pekerjaan saya seringkali harus berurusan dengan tanah. Rasanya sayang kalau benda yang berharga menjadi tergores.

Tahun lalu saya membeli sebuah cincin dengan harga yang murah. Waktu itu rasanya saya memiliki alasan kuat untuk membeli dan mengenakannya. Cincin itu terbuat dari emas putih dengan hiasan batu emerald bulat dan ada 12 buah berlian kecil mengelilinginya. Saya memesannya dengan permintaan khusus agar diameternya dibuat sedikit lebih kecil dari 16 mm. Pengrajinnya sampai berpikir yang akan mengenakannya adalah anak kecil.



Saya kehilangan alasan dan ketertarikan untuk memakai cincin itu beberapa waktu setelah cincin itu jadi. Saya pun hanya menyimpannya di dalam kotak dan berharap dapat melupakannya, mengingat cincin seperti itu tidak cukup berharga untuk masuk ke dalam kotak deposit bank atau brankas keluarga.

Beberapa hari lalu saya melihatnya ketika membereskan barang. Saya memakainya dan saya menyadari betapa modelnya sangat kuno dan membosankan. Saya senang saya bukan vampire versi-nya LJ. Smith dan cincin itu bukan daylight ring saya sehingga saya tidak perlu memakainya sampai saya mati.

Saya, yang selalu percaya pada konsep crime and punishment, berjanji akan memakai cincin itu hanya sampai saya merasa hukuman saya (karena telah memilih cincin yang begitu membosankan) sudah berakhir.

Tidak ada komentar: